Pendekatan Openended




PENDEKATAN OPEN ENDED


 






Disusun Oleh
Kelompok  III (Tiga)
1.      Nurul Istiqomarie     (1532210126)
2.      Sangkut Unita          (1532210104)
3.      Tiara Adeka Sapitri  (1532210107)
4.      Welvi Fuspita           (1532210108)
5.      Yufita Anggraini      (1532210117)

Dosen Pengampu Mata Kuliah
Muslimahayati, M.Pd


Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2017

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah  ini berisikan tentang informasi Pendekatan Open Ended. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
 Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Palembang,       Maret 2017  

                                                                                                Pemakalah








DAFTAR ISI







BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengedepankan adanya kelompok-kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa akan berinteraksi dengan teman lain dalam proses pembelajaran. Sehingga diharapkan siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Dalam upaya menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa maka diperlukan adanya pembelajaran kooperatif dengan suatu pendekatan, salah satunya adalah dengan pendekatan open ended.[1]
Pendekatan Open-ended merupakan salah satu upaya inovasi pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli pendidikan matematika Jepang. Pendekatan ini lahir sekitar duapuluh tahun yang lalu dari hasil penelitian yang dilakukan Shigeru Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya (Nohda, 2000). Munculnya pendekatan ini sebagai reaksi atas pendidikan matematika sekolah saat itu yang aktifitas kelasnya disebut dengan “issei jugyow” (frontal teaching); guru menjelaskan konsep baru di depan kelas kepada para siswa, kemudian memberikan contoh untuk penyelesaian beberapa soal.[2]
Dalam makalah ini akan dikaji mengenai pembelajaran kooperatif dengan pendekatan open ended yang dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran.


B.     RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada amkalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud model pembelajaran open ended ?
2.      Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajaran open ended ?
3.      Langkah – langkah yang ditempuh pada model pembelajaran open ended ?

C.      TUJUAN MAKALAH

Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui model pembelajaran open ended;
2.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran open ended;
3.      Mengenal langkah – langkah yang ditempuh pada model pembelajaran open ended.

D.  MANFAAT MAKALAH

Pada dasarnya manfaat penulisan makalah ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu manfaat bagi Mahasiswa, Pendidik, dan Universitas.
1.      Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan materi dalam menerapkan sistem pendidikan yang ada. Sebagai calon pendidik, seorang pendidik bisa menerapkan pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
2.      Bagi Pendidik
Sebagai bahan evaluasi dalam penerapan sistem pendidikan di Indonesia.
3.      Bagi Universitas
Sebagai bahan bacaan guna memenuhi kebutuhan bagi mahasiswa dan dosen dalam menerapkan sistem pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A.      HAKIKAT PENDEKATAN OPEN ENDED

1.      Pengertian Pendekatan Open Ended

Pendekatan open-ended sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan minat dan kemampuan masingmasing.[3] Pendekatan ini mencoba bangkit dari sudut pandang pendidikan tradisional sebagaimana yang dikatakan oleh Lampert bahwa:[4]
Commonly, mathematics is associated with certainty; knowing it, with being able to get the right answer quickly. Knowing mathematics means remembering and applying the correct rule when the teacher asks a question; and mathematical truth is determined when the answer is ratified by the teacher.
Lampert berpendapat bahwa matematika dihubungkan dengan ketepatan peserta didik dalam mendapatkan jawaban yang benar dengan cepat. Peserta didik harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh guru, mengingat dan mengaplikasikan cara yang benar ketika guru menanyakan sebuah soal dan benar tidaknya sebuah jawaban hanya ditentukan dan disahkan oleh guru. Hal ini bertentangan dengan pendapat Shimada (1997) bahwa dalam pembelajaran matematika, rangkaian pengetahuan, keterampilan, konsep, prinsip atau aturan diberikan kepada peserta didik biasanya melalui langkah demi langkah. Tentu saja rangkaian ini diajarkan tidak sebagai hal yang saling terpisah atau saling lepas, namun harus disadari sebagai rangkaian yang terintegrasi dengan kemampuan dan sikap dari setiap peserta didik, sehingga di dalam pikirannya akan terjadi pengorganisasian intelektual yang optimal.[5]
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Open ended merupakan pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode penyelesaian atau selesaian yang  lebih dari satu.  Jadi Open ended memberi kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman merumuskan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan menggunakan lebih dari satu metode.

2.      Tujuan Pendekatan Open Ended

Sebagaimana menurut pendapat Nohda (2000) tentang tujuan dari pendekatan open-ended adalah:[6]
The aim of open-approach teaching is to foster both the creative activities of the students and their mathematical thinking in problem solving simultaneously. In other words, both the activities of the students and their mathematical thinking must be carried out to the fullest extent.
Nohda berpendapat bahwa tujuan dari pendekatan open-ended adalah untuk mendorong kegiatan kreatif dan kemampuan berpikir matematika peserta didik secara bersamaan dalam pemecahan masalah. Dengan kata lain, baik kegiatan peserta didik dan pemikiran matematika mereka harus dilakukan secara utuh dan bersamaan. Pendekatan open-ended menjanjikan suatu kesempatan kepada peserta didik untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Kemudian, perlu bagi setiap peserta didik untuk memiliki kebebasan individu untuk maju dalam pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan dan minatnya sendiri.

B.     PRINSIP PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED

Pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended diawali dengan pemberian problem open-ended. Problem open-ended merupakan problem yang diformulasikan mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian. Problem ini disebut juga problem tak lengkap, problem terbuka atau ill-defined problem (soal yang tidak jelas) yaitu soal dimana tujuan yang diinginkan itu tidak jelas, informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan soal tersebut tidak ada, dan/ atau memiliki beberapa kemungkinan jawaban yang benar.[7] Dalam perspektif inilah keterbukaan (open-endedness) sangat sejalan dengan pembelajaran yang terdiferensiasi. Pembelajaran terdiferensiasi mensyaratkan penggunaan tugas-tugas yang bersifat terbuka sehingga setiap peserta didik dapat mengerjakan soal tersebut.[8]
Penerapan problem open-ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika peserta didik diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan dan bukan berorientasi pada jawaban (hasil) akhir. Peserta didik dihadapkan dengan masalah open-ended dengan tujuan akhirnya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada proses atau cara bagaimana sampai pada satu jawaban. Proses pemecahan masalah ini menjadi bukti ketika pembelajaran dipandang sebagai proses interaksi antara guru dan peserta didik dimana guru berusaha untuk mengantarkan peserta didik kepada gerbang atau jalan masuk pemikiran matematis sesuai dengan masalah open-ended yang diberikan.
Aspek keterbukaan dalam soal terbuka dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yaitu:
1.    Terbuka proses penyelesaiannya (an open process of completion), yakni soal itu memiliki beragam cara penyelesaian,
2.    Terbuka hasil akhirnya (open the final result), yakni soal itu memiliki banyak jawaban yang benar, dan
3.    Terbuka pengembangan lanjutannya (open subsequent development), yakni ketika peserta didik telah menyelesaikan suatu masalah, selanjutnya mereka dapat mengembangkan soal baru dengan mengubah syarat atau kondisi pada soal yang diselesaikan.[9] Secara diagram dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan Prinsip Pendekatan Open-ended

C.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OPEN ENDED

Dalam pendekatan open-ended guru memberikan permasalahan kepada peserta didik yang solusinya tidak perlu ditentukan hanya melalui satu jalan. Guru  Harus memanfaatkan keragaman cara atau prosedur yang ditempuh peserta didik dalam memecahkan masalah. Hal tersebut akan memberikan pengalaman pada peserta didik dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan cara berfikir matematik yang telah diperoleh sebelumnya.
Ada beberapa keunggulan dari pendekatan ini, antara lain:[10]
1.      Peserta didik memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara lebih aktif serta memungkinkan untuk mengekspresikan idenya
2.      Peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak menerapkan pengetahuan serta ketrampilan matematika secara komprehensif
3.      Peserta didik dari kelompok lemah sekalipun tetap memiliki kesempatan untuk mengekspresikan penyelesaian masalah yang diberikan denga cara mereka sendiri
4.      Peserta didik terdorong untuk membiasakan diri memberikan bukti atas jawaban yang mereka berikan
5.      Peserta didik memiliki banyak pengalaman, baik melalui temuan mereka sendiri maupun dari temannya dalam menjawab permasalahan.
Pendekatan open-ended juga memunculkan berbagai kelemahan. Adapun kelemanahan yang muncul antara lain :[11]
1.      Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang bermakna bagi peserta didik
2.      Sulit bagi guru untuk menyajikan masalah secara sempurna. Seringkali peserta didik menghadapi kesulitan untuk memahami bagaimana caranya merespon atau menjawab permasalahan yang diberikan.
3.      Karena jawabannya bersifat bebas, maka peserta didik kelompok pandai seringkali merasa cemas bahwa jawabannya akan tidak memuaskan.
4.      Terdapat kecenderungan bahwa peserta didik merasa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena mereka merasa kesulitan dalam mengajukan kesimpulan secara tepat dan jelas.
Meskipun pendekatan open-ended mempunyai beberapa kelemahan, namun kelemahan tersebut masih dapat diatasi. Cara mengatasi kelemahan tersebut misalnya, dalam membuat dan menyiapkan masalah yang bermakna bagi pesrta didik, guru terlebih dahulu mendaftar semua respon yang diinginkan, setelah itu baru membuat masalah yang bermakna. untuk mengatasi kecemasan yang dialami peserta didik yang pandai yaitu sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan open-ended peserta didik terlebih dahulu diberi informasi terlebih dahulu diberi informasi bahwa jawaban yang diajukan dalam permasalahan yang diajukan dapat bermacam-macam tergantung dari sudut mana peserta didik memandangnya dan dari bermacam-macam jawaban tersebut mungkin semuanya benar.

D.    APLIKASI  PENDEKATAN OPEN ENDED PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan dibawah ini1
3x+y=9
6x+2y=12
Penyelesaian:         a. Dengan menggunakan grafik
                              b. Dengan menggunakan tabel
                              c. Dengan menggunakan substitusi eliminasi

      Soal diatas merupakan soal yang memiliki kaitannya dengan pendekatan open ended. Karena soal diatas adalah soal yang bisa diselesaikan dengan banyak cara bukan hanya terfokus hanya pada satu pengerjaan saja. Open ended adalah pendekatan yang berfokus pada satu soal tetapi memiliki banyak penyelesaian.

E.     MENGEMBANGKAN RENCANA PEMBELAJARAN

Setelah guru mengkonstruksi problem dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembelajara sebelum problem itu ditampilkan di kelas adalah :[12]
1.      Apakah masalah tersebut kaya dengan konsep-konsep matematika dan bernilai?
Masalah harus mendorong peserta didik untuk berfikir dari berbagai sudut pandang. Selain itu, masalah juga harus kaya dengan konsep-konsep matematika yang sesuai dengan peserta didik berkemampuan rendah sampai tinggi untuk menggunakan strategi sesuai dengan kemampuannya.
2.      Apakah level matematika dari masalah itu cocok dengan peserta didik?
Pada saat menyelesaikan masalah, peserta didik harus menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
3.      Apakah masalah itu mengundang pengembangan konsep matematika lebih lanjut?
Masalah harus terkait dengan konsep-konsep matematika yang lebih tinggi sehingga memacu peserta didik berfikir tingkat tinggi.

Secara umum, langkah pembelajaran dapat dituliskan sebagai asumsi periode kelas 45 menit :[13]
Tabel 2.1 Langkah pembelajaran dengan pendekatan open-ended

No
Langkah Pembelajaran
Waktu
1
Perkenalkan masalah terbuka
5 menit
2
Memahami masalah
5 menit
3
Pemecahan masalah oleh peserta
didik, bekerja secara individual atau
dalam kelompok kecil (menempatkan
pekerjaan mereka pada lembar kerja)
20 menit
4
Membandingkan dan mendiskusikan
(beberapa peserta didik menuliskan
solusi mereka pada papan tulis)
8 menit

5
Menyimpulkan yang dilakukan oleh
guru
5 menit

6
Opsional : mintalah peserta didik
untuk menuliskan apa yang mereka
pelajari dari pelajaran ini
2 menit

Jumlah
45 menit
Sumber : Becker & Epstein (2006)




BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Pendekatan open ended  adalah pendekatan yang berfokus pada satu masalah tapi memiliki berbagai penyelesaian dengan tujuan yang sama. Pendekatan ini seringkali dipakai pada matematika, karena kita ketahui bersama, bahwa matematika adalah pelajaran yang tidak hanya menyelesaikan masalah dengan satu cara seperti permasalahan sosial, tapi matematika adalah ilmu yang fleksibel dimana satu soal bisa diselesaikan dengan berbagai macam cara.

B.     SARAN

Kita sebagai calon pendidik bidang matematika seharusnya memperlihatkan perbedaan yang menonjol antara matematika dengan mata pelajaran lain. Selama ini kebanyakan dari pendidik yang kita amati bahwa pendidik tersebut hanya berfokus pada satu titik penyelesaian saja, padahal semestinya matematika itu adalah mata pelajaran yang bisa membuat pola pikir anak didik lebih berkembang karena mereka tidak berfokus pada satu penyelesaian saja, tetapi juga pada banyak penyelesaian.
Hal inilah yang menyebabkan anak didik salah mengartikan tentang matematika, bahwa matematika itu mengerikan. Sebenarnya kita sebagai pendidik lah yang membentuk pola pikir anak didik tersebut terahdap apa yang akan kita ajarkan.
Dengan berbagai alasan inilah, kami sebagai pemakalah, bahwa kita sebagai calon seorang pendidik, ada baiknya untuk mengingat dengan permanen bahwa matematika itu adalah pelajaran yang menyenangkan dan hal itu pula lah yang harus kita tanamkan kepada anak didik kita kelak.



DAFTAR PUSTAKA


Ormrod Jeanne E., (2009)  Educational Psychology Developing Learners Jilid 1, Jakarta : Erlangga.
Ollerton Mike., (2010)  Mathematics Teacher’s Handbook, Jakarta : Erlangga.
Mahmudi Ali., (2008) Soal Terbuka (Open-Ended Problem) dalam Pembelajaran Matematika, Yogyakarta : UNY Yogyakarta.


[3] Uhti, “Pembelajaran kooperatif dengan pendekatan open-ended untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sekolah menengah”, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, (Yogyakarta:UIN Sunan Kalijaga, 3 Desember 2011), hlm. 508.
[4] Alan H. Schoenfeld, Learning to Think Matematically : Problem Solving, metacognition, and sense-making in mathematics In D. Grouws (Ed.), (New York: MacMillan, 1992), hlm 26.
[5] Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung : PT Imperial Bhakti Utama, 2003), hlm. 124.
[6] Nobuhiko Nohda , A Study of "Open-Approach" Method in School Mathematics Teaching Focusing On Mathematical Problem Solving Activities. [Online]. Dalam : http://www.nku.edu/~sheffield/nohda.html, diakses 4 April 2014.
[7] Jeanne Ellis Ormrod, Educational Psychology Developing Learners Jilid 1 terj. Wahyu Indiati, dkk, (Jakarta:Erlangga, 2009), hlm. 394.
[8] Mike Ollerton, Mathematics Teacher’s Handbook terj Bob Sabran, (Jakarta:Erlangga, 2010), hlm. 86.
[9] Ali Mahmudi, “Mengembangkan Soal Terbuka (Open-Ended Problem) dalam Pembelajaran Matematika”, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, (Yogyakarta : UNY Yogyakarta, 28 Nopember 2008), hlm. 3.
[10] Ermah Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran …,, hlm 132-133.
[11] Ibid
[12] Jarnawi Afgani, Pendekatan Open-Ended…, hlm. 9.
[13] Irianto Aras, dkk, Pendekatan Open-Ended…, hlm 109.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Tahunan dan Program Semester

Pemberhentian yang Berujung Haru